1. Wanita Hamil
Berapapun usia kehamilan dilarang untuk dilintah karena sifat dari enzim lintah yg mengencerkan darah di takutkan akan merusak susunan darah di janin di dalam perut,seandainyapun bayi lahir dalam keadaan normal tanpa cacat fisik khawatir akan mengalami cacat mental nantinya.
"Kelainan darah" adalah istilah umum yang merujuk pada berbagai kondisi medis yang melibatkan perubahan atau gangguan dalam komponen darah seperti sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit, serta komponen lain seperti plasma. Beberapa contoh kelainan darah termasuk:
Anemia: Ini adalah kondisi di mana jumlah sel darah merah atau hemoglobin dalam darah berkurang. Anemia dapat disebabkan oleh kekurangan zat besi, defisiensi vitamin B12 atau asam folat, perdarahan kronis, dan faktor lainnya.
Leukemia: Ini adalah jenis kanker yang memengaruhi sel-sel pembentuk darah, terutama sel darah putih. Leukemia dapat mengganggu produksi sel darah normal dan menyebabkan kelainan darah serius.
Trombositopenia: Ini adalah kondisi di mana jumlah trombosit (sel darah yang berperan dalam pembekuan darah) dalam darah rendah. Hal ini dapat menyebabkan masalah perdarahan dan sulitnya pembekuan darah.
Hemofilia: Hemofilia adalah kelainan genetik yang mengakibatkan kelumpuhan faktor pembekuan darah tertentu. Penderita hemofilia cenderung mengalami perdarahan yang berat setelah cedera atau operasi.
Trombosis: Ini adalah pembentukan gumpalan darah (trombus) di dalam pembuluh darah, yang dapat menyebabkan penyumbatan aliran darah. Trombosis dapat terjadi di berbagai bagian tubuh dan memiliki berbagai dampak klinis.
Sindrom Myelodysplastic (MDS): Ini adalah kelompok gangguan sumsum tulang di mana produksi sel-sel darah tidak normal, menyebabkan anemia, trombositopenia, dan risiko lebih tinggi terhadap leukemia.
Porphyria: Ini adalah sekelompok kelainan genetik yang mempengaruhi produksi porfirin (zat yang berperan dalam pembentukan hemoglobin). Hal ini dapat menyebabkan gejala neurologis dan kulit, termasuk sensitivitas terhadap sinar matahari.
Thalassemia: Ini adalah kelompok kelainan genetik yang memengaruhi produksi hemoglobin. Penderita thalassemia dapat mengalami anemia berat dan memerlukan perawatan reguler.
Koagulopati: Ini merujuk pada kelainan yang mempengaruhi pembekuan darah. Contohnya termasuk gangguan faktor pembekuan darah, defisiensi protein pembekuan, dan kondisi seperti penyakit von Willebrand.
Aplastic Anemia: Ini adalah kondisi di mana sumsum tulang tidak menghasilkan jumlah sel darah yang cukup, termasuk sel darah merah, putih, dan trombosit.
Terapi lintah adalah jenis terapi yg memanfaatkan kondisi darah pasien secara normal maka apabila kondisi darah pasien mengalami perubahan genetik terapi jenis ini tidak akan menghasilkan perubahan yang signifikan bahkan dikhawatirkan akan membuat kondisi paisen makin memburuk.
Alergi terhadap antibiotik adalah respons sistem kekebalan tubuh yang tidak normal terhadap antibiotik tertentu. Ketika seseorang memiliki alergi terhadap antibiotik, sistem kekebalan tubuh menganggap antibiotik sebagai benda asing yang berbahaya, dan merespons dengan menghasilkan antibodi yang dapat menyebabkan gejala alergi. Reaksi alergi terhadap antibiotik dapat berkisar dari ringan hingga parah, dan dapat melibatkan berbagai gejala.
Beberapa gejala umum alergi antibiotik termasuk:
Ruam Kulit: Ruam kulit seperti urtikaria (ruam gatal merah dan bengkak) atau dermatitis.
Gatal: Sensasi gatal yang intens di kulit atau seluruh tubuh.
Pembengkakan: Pembengkakan wajah, bibir, atau lidah.
Sesak Napas: Kesulitan bernapas, napas pendek, atau dada terasa berat.
Mual dan Muntah: Gangguan perut seperti mual, muntah, atau diare.
Pusing atau Pingsan: Sensasi pusing atau bahkan pingsan dapat terjadi dalam kasus reaksi alergi yang lebih parah.
Reaksi alergi antibiotik dapat bervariasi dari orang ke orang. Penting untuk diingat bahwa tidak semua efek samping yang mungkin terjadi saat mengonsumsi antibiotik adalah tanda alergi. Beberapa efek samping seperti mual, diare, atau sakit perut adalah reaksi biasa terhadap antibiotik dan bukan tanda alergi.
Kondisi seperti di atas akan terjadi juga pada pasien yang alergi terhadap antibiotik pasca terapi lintah dikarenakan jenis daripada enzim lintah dominan antibiotik
penanggulangannya adalah beri minum air kelapa hijau ulangi sampai efek seperti diatas hilang.